Rabu, 23 November 2011
Pagi itu, aku terbangun
dengan mata yang sembab dan membengkak. Semalam aku menangis di kamar sampai
ketiduran. Entah berapa lama aku berderai air mata. Yah, aku baru saja
mengalami kejadian yang membuat aku begitu sakit. Seorang cowok yang tanpa
sengaja masuk dalam kehidupanku kini malah menghancurkan semuanya......
Aku mengenal Dimas dari
Santi,teman dekatku. Kebetulan tiap malem Dimas latihan silat di samping ponpes
tempat ku mengaji kala malam hari. Awalnya aku biasa aja dengan kehadirannya.
Ga ngefek sama sekali. Tapi hari-hari berikutnya Dimas memulai kedekatan kami
dengan sekedar menitip salam padaku. Ga ada yang spesial memang. Tapi hari-hari
ku kini mulai terasa indah dengan keberadaanya.
Hanya saja kebahagiaan
itu tak berlangsung lama. Disaat aku mulai menyukainya, tak ku sangka Dimas
malah nembak Santi. Aku bener-bener ga tau harus berbuat apa. Tentu saja aku
tak bisa menyalahkannya karna ini memang hak mereka. Aku mencoba ikhlas
dengan hubungan mereka. Aku berusaha tegar dan mendukung hubungan mereka meski
sebenarnya hati ku begitu sakit. Itu semua aku lakukan karna aku masih menghargai
Santi sebagai shbat ku. Aku memilih mengalah daripada harus kehilangan sahabat
ku hanya karna seorang cowok. Meski hati kecil ku masih tetap mengharapkan
Dimas.
Meski pacaran ama
Santi,tapi nyatanya tetep aja Dimas ga pernah absent menghubungi ku. Entah sms
atau pun telpon. Aku bingung harus bersikap gimana. Karna rasa ikhlas ku lah
yang kini menuntunku untuk tetap berhubungan dengan dimas. Jujur saat itu aku
benar-benar telah merelakan Dimas.
Jadi apa salahnya jika
aku menerima telpon dan smsnya. Sayangnya pikiranku masih terlalu cetek untuk
menyikapi hal itu. Tentu saja kedekatanku dengan Dimas yang telah ku
anggap “teman” itu membuat Santi cemburu. Ia mengira Dimas selingkuh. Dan aku
lah selingkuhannya! Kini antara Aku dan Santi serasa ada pemisah yang membuat
kami tak lagi bisa seakrab dulu. Ada rasa canggung saat kami ngobrol,seperti
orang yang baru kenal.
Hampir 2 tahun
lamanya aku tak pernah bertemu lagi dengan Dimas sejak saat itu. Ia tak pernah
lagi menghubungiku,atapun Santi. Dimas seperti menghilang di telan bumi. Akupun
perlahan bisa menghapusnya dari ingatan ku dan Santi juga telah kembali seperti
sedia kala,meski sekarang ia agak tertutup soal cowok.
Kini hari-hari ku
semakin berwarna setelah berhasil lolos seleksi dan masuk di SMK favorit di
kota ku. Yah,menjadi anak baru tentunya bukan hal yang gampang. Karna aku
termasuk anak yang sulit beradaptasi. Aku terlalu cuek dengan apa yang ada di
sekitar ku. Namun kini aku telah memiliki beberapa teman akrab.
Tapi hanya satu yang
kurasa telah benar-benar akrab. Namanya Putri. Dia temen sebangku ku. Anak nya
cukup asyik, meski terkadang ada saat-saat dimana aku merasa muak
padannya. Ada bberapa sifatnya yang tak ku suka. Dia terlalu pede dan kalo
ngomong ato ngpapa’’in asal jeplak aja!uukh..yang paling bikin aku sebel saat
bersamanya, ngeliat cowok ganteng dikit aja langsung dah tuh kaya ikan kena
pancingan. Klepek-klepek ga jelas! Mending kalo di niatinama satu cowok. Nah
ini.. tiap ada cowok selaluu aja tingkahnya gtu. Bikin aku tambah mual. Tapi mo
diapain juga dia tetep temen terbaik ku(untuk saat ini).
Entah mimpi apa yang ku
dapat semalem, pagi itu aku shock setengah mati denger cerita putri soal cowok
barunya. Cowok itu... Dimas!! Dimas yang ku kenal bberpa tahun lalu. Yang telah
hilang dari kehidupanku setelah menorehkan luka di hati ku. Aku tak habis
pikir! Aku memang telah mengenalkan putri pada temen ku yang posisinya juga sbg
temen deketnya Dimas. Tapi aku ga pernah mikir semua ini bakal salah
alamat.
Justru Dimas lah yang kini berpacaran
dengan putri. Oh god!! Semoga waktu sedang bercanda..! aku ga mau kejadian itu
terulang kembali. Aku takkan sanggup jika harus mengulangnya. Berpura-pura
tegar seperti dulu. Aku muak!! Tapi kenyataanya kini,mereka memang pacaran. Tak
ada yang bisa ku lakukan selain merelakan mereka. Sama seperti yang ku lakukan
dulu. DEMI SAHABAT,!!UNSUR INTRINSIKNYA :
Tema : Kerelaan hati
Amanat :
Persahabatan itu
segalanya , janganlah menghancurkan persahabatan gara gara masalah sepele
Penokohan :
-
Dimas : tak
berperasaan
-
Santi : tak peduli
akan keadaan
-
Putri : ganjen ,
-
Aku : penyabar dan
baik
Alur :
Maju
Setting :
-
Tempat : sekolah
-
Waktu : siang
Suasana : resah dan
bimbang
Sudut Pandang :
Sudut Pandang orang ke-1
UNSUR EKSTRINSIKNYA :
Kebiasaan :
Menyukai persahabatan
Kejiwaan Pengarang :
Pengarang merasakan
sakit hati yang mendalamLabel: Cerpen, Knowledge, Tugas, Unsur Intrinsik dan ekstrinsik
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar